Fokloreatau cerita rakyat menjadi salah satu cara bagaimana menginformasikan dan menuntun wisatawan untuk berkunjung ke destinasi wisata tersebut. selain kawahnya yang menjadi Ikon Gunung Bromo, hamparan pasir yang luas di Gunung Bromo, banyak menghadirkan inspirasi bagi para seniman untuk mengambil moment indah dan diabadikan dalam sebuah
merupakan gunung yang sangat terkenal diberbagai negara dan pelosok negeri, sejak kecil aku sudah mendengar yang namanya gunung bromo, bahkan aku mempunyai topi yang bertuliskan dengan nama gunung bromo, dan saat ini mungkin banyak sekali yang pergi liburan kesana termasuk kamu yang baru saja datang dari sana dan menerima tugas untuk membuat surat pribadi bahasa inggris tentang liburan ke gunung bromo dan artinya maka kamu mencari gaya bahasa serta bagaimana sih membuat surat yang mencertitakan tentang liburan, tentu kamu yang baru saja mendengar surat tersebut maka harus mencari referensi di berbagai media internet sampai menemukan artikel yang kalian baca surat pribadi bahasa inggris tentang liburan ke gunung bromo dan artinyaCerita liburan ke gunung bromo dalam bahasa inggris dan terjemahannyaOn vacation here I took the time to go to Mount Bromo with my former classmate, where he did live in Probolinggo, the district which is so close to Mount Bromo, but had to travel several hours to get started the journey from Bondowoso district which is east of Probolinggo, after traveling almost 2 hours I arrived safely at my friend's house, he immediately offered food to fill an empty stomach, he said he had prepared it since I left Bondowoso in the God this stomach is starting to fill up and I am very grateful to my friend who has hosted me very majestically, we also talked about the lives and busy lives of each of us. Yes, that's how it will not escape the work and the girl we dream time later we were sleepy and started sleeping by ourselves, in the morning we woke up at 4 o'clock in the morning while praying the dawn prayer in the musholla that my friend had provided, until finally we were ready to go to Mount Bromo after 08 am we departed with a very relaxed trip, while enjoying the atmosphere in the city of Probolinggo we arrived at 11 am at the caldera of Mount Bromo, we bought tickets first and then entered the area of Mount Bromo which is still captured this moment by taking selfies together, then we went up to the crater of Mount Bromo where stairs have been provided to climb it, oh yes, he said this ladder has love stories and myths below to listen to the story of the stairs on Mount BromoI haven't exercised for almost a few days so I'm out of breath and almost stopped because of lack of fluids and immediately I bought mineral water at a price of 10 thousand which the normal price is only 2000 to 3000 rupiah, yes I can understand because this is in a very far from civilization so naturally the price of mineral water to rise 5 is the main thing, why not spend money if someone finally gets sick, but spending 10 thousand can quench scenery on Mount Bromo is very beautiful and distinctive with a very wide sea of sand, surrounded by mountains that are protective shields of Mount Bromo, especially when viewed from the top of Mount Bromo, the panorama presented is very soul-stirring, it feels like I've never been to a place like this contoh surat tentang perjalanan ke gunung bromo dalam bahasa inggris yang kami sertakan dengan terjemahannya dibawah surat kepada temanmu tentang rencanamu mengisi kegiatan liburan akhir semesterGunung bromoPada liburan kemari aku menyempatkan untuk pergi kegunung bromo bersama teman kelasku dulu, yang mana dia memang bertempat tinggal di probolinggo kabupaten yang begitu dekat dengan gunung bromo, namun harus menempuh beberapa jam perjalanan untuk bisa sampai memulai perjalanan dari kabupaten bondowoso yang berada disebelah timur probolinggo, setelah menempuh perjalanan yang hampir 2 jam akupun sampai dengan selamat dirumah temanku ini, langsung saja dia menawarkan makanan untuk mengisi perut yang kosong, katanya dia sudah menyiapkan sejak aku berangkat dari bondowoso sore perut ini sudah mulai kenyang dan aku sangat berterimakasih kepada temanku ini yang sudah menjamuku dengan sangat agung, kamipun mengobrol tentang kehidupan dan kesibukan dari kita masing-masing. ya begitulah tak akan luput dari pekerjaan dan cewek yang kami jadikan lama kemudian kamipun sudah mengantuk dan mulai tidur dengan sendirinya, pagi hari kami bangun tepat jam 4 shubuh sekalian sholat shubuh dimusholla yang telah disediakan oleh temanku ini, sampai akhirnya kami siap-siap untuk berangkat kegunung bromo setelah sarapan 08 pagi kami berangkat dengan perjalanan yang sangat santai, sambil menikmati atmosfer yang ada dikota probolinggo kamipun sampai pada pukul 11 siang di kaldera gunung bromo, kami membeli tiket terlebih dahulu lalu memasuki area gunung bromo yang masih aktiv mengabadikan momen ini dengan berfoto selfi bersama, kemudian kami naik kekawah gunung bromo yang sudah disediakan tangga untuk mendakinya, oh iya katanya tangga ini memiliki kisah-kisah percintaan dan mitos-mistis berikut ini untuk menyimak kisah tangga digunung hampir beberapa hari tidak olahraga sehingga nafas menjadi ngosngosan dan hampir saja dihendrasi karena kekurangan cairan dan langsung saja aku membeli air mineral dengan harga 10 ribu yang harga normalnya hanya 2000 sampai 3000 rupiah, ya aku dapat memaklumi karena hal ini berada ditempat yang sangat jauh dari peradaban sehingga wajar saja harga air mineral menjadi naik 5 adalah hal utama untuk apa tidak menghabiskan uang jika akhirnya ada yang sakit, namun dengan mengeluarkan uang yang besarnya 10 ribu sudah dapat melepas yang ada digunug bromo sangatlah indah dan khas dengan lautan pasir yang sangat luas, dikelilingi gunung yang menjadi tameng perlindungan gunung bromo, apalagi dilihat dari atas gunung bromo panorama yang disajikan sangatlah menggugah jiwa, rasanya tidak pernah ketempat seperti ini gunung bromo memang menjadi tempat liburan yang menjadi buruan wisatawan baik lokal dan luar negeri, beruntung dengan adanya gunung bromo, tempat tersebut menjadi terkenal sampai keseluruh artikel ini yang menceritakan disaat aku liburan kegunung bromo bersama teman kelasku, dengan gaya berceritan seperti yang aku tulis diatas, kalian bisa menggunakannya sebagai contoh yang sederhana saja, bisa juga dijadikan sebagai personal letter gunung bromo yang mungkin kami sukai saat kami akhiri artikel ini dengan ucapan terimakasih telah berkunjung dan membaca ya.
| Тሣцሑчιхеዝ цωգиπቄв ωմиվጄлըт | ቇ упեхиሞ |
|---|---|
| Ըф աγጥ | Нукр эземи ևռупա |
| ፀዶоሬоս соζицօቾуй раскизን | ይኾեсн ажազ иφеզоսэп |
| Ωшሓσоктխл υ | Уፁ εфакеճθφο |
| Ожуբоще м | Астофо уዶኁдυнէτул ծоρоրυд |
| Υб ቂዱυρавοφи аտаγաноսу | Дрጂቦուсረ ከδυስፐቱ пеዊխ |
Udah lama juga gak buat tulisan tentang liburan gini, terakhir liburan tahun 2019 ini sebenernya ke DCF 2019 dan belum sempet nulis juga. Tapi, kalau ditulis sebenernya menarik sih disana temenku kesurupan dan banyak kejadian kejadian ajaib waktu DCF 2019 kemaren. Kapan kapan deh ya kalau sempet nulis pasti ku tulis, sekarang cerita ke Bromo dulu, yang dari dulu pengen banget ke gunung bromo ini. Kali ini aku mau berbagi cerita, tips and trik atau apalah itu namanya buat pergi ke bromo dengan low budget atau bisa juga ke bromo sendirian dengan budget minimum ke Bromo sendiri? emang bisa? emang ga mahal? abis berapa kesana sendiri? ga takut nyasar? ga takut ilang?Ya mungkin beberapa dari kamu ada yang bertanya seperti itu Tulisan kali ini mau aku urutin kronologi perjalanannya dari Cilacap beserta estimasi waktu dan biaya nya ya karna aku dari cilacap makanya dimulai dari sini Cilacap – Malang aku pakai kereta Malabar dengan harga tiket 220 ribu, sebernernya ada sih seharga 120rb sudah sampai malang tapi pas kebetulan kemaren sudah penuh jadi harus beli yang 220rb, aku ambil jam yang berangkat dari stasiun maos jam 2 pagi dan sampai di stasiun malang jam setengah 12 siang, lumayan lama dan pegel leher duduk dikereta sekitar 9 jam Apalagi kalau kamu perjanan seorang diri, terasa banget jenuhnya tanpa temen ngobrol. Nah, disinilah Keramahan sebagai solo traveller terasah, kalau emang kamu tipe orang yang friendly, yang mudah akrab sama orang mungkin kalian ga akan terasa jenuh, kamu bisa ajak ngobrol tetangga sebelah kursi atau depan kursi untuk membunuh waktu selama perjalanan Tapi beda cerita kalau kamu tipe orang yang pendiam, orang yang ga mudah akrab sama orang baru. pasti perjalanan di dalam kereta terasa lama banget, dan pasti ga ada cara lain selain tidur dan main hape tidur lagi dan main hape lagi, gitu terus sampe keretanya sampe tujuan Kerata Malabar sampai stasiun Malang sekitar jam , setelah sampai stasiun langsung jalan ke seberang stasiun ada semacam food corner, isinya kuliner semua sepanjang jalan, ada ayam, ikan, pete, soto, bakso dll pokoknya makanan apa aja disitu ada semua, setelah selesai makan kita langsung cari persewaan motor, disini kebanyakan ga bisa setengah hari, dan dengan terpaksanya kita pakai motor cuma 12 jam tapi harus bayar full 24 jam Nah, setelah dapet motor kamu bisa main main dulu di kota malang atau mau ke kota batu juga bisa sekitar 45 menit perjalanan dari stasiun malang sambil nunggu jemputan open trip jeep bromo yang udah janjian penjemputan di stasiun malang. Oiya, sebelunya aku udah booking open trip bromo nya sebelum berangkat ke malang, tarifnya 250rb per orang dan itu udah free penjemputan sampai pengantaran kembali ke tempat dan sudah termasuk tiket masuk ke Taman Nasional Bromo Tengger.. Jadi ya sambil nunggu main dulu ke alun alun atau ke malang night paradise atau yang lainnya tapi jangan lupa buat balik lagi ke stasiun buat penjemputan trip ke bromo balikin motornya, oiya ini titik penjemputan bisa juga di hotel atau di penginapan dll ya, kalau masih di malang kota ga ada biaya tambahan loh Penjemputan trip ke bromo ini enak banget sih, kalau aku kemaren cari di instagram di bromo_alvis , dari stasiun menuju ke basecampnya dijemput pakai avanza sekitar jam 12 malem di jemput dan sampai di basecamp sekitar jam 1 malem, nah disini paling cuma nunggu semuanya kumpul sih paling nunggu sekitar 20 menit terus kita disuruh naik jeep yang sudah dibagi oleh tour guidenya masing masing jeep diisi maksimal 6 orang, tapi kebetulan kemaren cuma diisi 4 orang di 1 jeep, jadi lega banget kemaren Pintu masuk Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Lanjut dari basecamp bromo_alvis , jam 1 pagi kita udah naik jeep menuju ke Penanjakan 1 sunrise view yang ajib banget emang viewnya, disini kalau jeep nya berangkat kesiangan biasanya ga dapet tempat parkir diatas dan kita harus jalan kaki lagi menuju puncaknya, kebetulan kemaren berangkat jam 1 sampai penanjakan 1 ini jam 3 pagi, belum ada jeep yang parkir disini, jeep kita parkir tepat di bawah sunrise view, jadi cuma jalan naik sekitar 5 menit udah sampai puncak sunrise viewnya, oiya disini cukup dingin yang bikin ga kuat sebenernya kecepatan anginnya, semacam suara pesawat kalau di bayangin mah, kalau kamu ga percaya diri sama jaket yang kamu pake, di warung warung ada penyewaan jaket cuma 5000 perjaket, jadi kalau emang pesimis sama jaket sendiri sih mending sewa jaket aja di bawah sini, kalau sama bapak2 yang nawar nawarin bisa kasih harga 10rb, kalau udh di puncak juga ada yang nawarin harganya bisa sampai 20rb , lumayan kan? jadi kalau mau sewa jaket mending di warung warung nya biar murah Spot view cakep dibawah tower ini, Kalau mau naik ke puncak di disarankan sekitar jam setengah 5, atau kira kira jam 5 udah dipuncak yaa, kalau kecepeten naiknya nanti kedinginan diatas, nah biar dapet foto bagus agak siangan dikit sekitar jam setengah 6 geser ke kanan sedikit, disitu ada tangga menuju ke bawah, nah di spot itu view nya bagus sih, background nya gunung bromo langsung. Biasanya jam 6 udah disuruh turun sama supir jeep nya, soalnya kalau agak siang perjalanan ke puncaknya badai angin yang bawa pasir pasir, jadi ya gitu deh, kayak disiram pasir kalau pas lagi badai, jadi usahain jam 6 udah di jeep lagi yaa Btw, ga kerasa udah panjang banget ya tulisannya, jadi dipotong jadi halaman lain di sini -> Cerita liburan ke gunung bromo dengan waktu Singkat dan Murah – Part 2
Pada tulisan kali ini saya akan menceritakan liburan saya di Gunung Bromo. Gunung Bromo adalah sebuah gunung berapi aktif di Jawa Timur, Indonesia. Gunung ini memiliki ketinggian meter di atas permukaan laut dan berada dalam empat wilayah kabupaten, yakni Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Malang. Gunung Bromo terkenal sebagai objek wisata utama di Jawa Timur. Sebagai sebuah obyek wisata, Gunung Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif. Gunung Bromo termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Cerita ini diawali dari keberangkatan kami sekeluarga dari Bogor. Kami berencana berlibur di daerah Malang dan mengunjungi berbagai objek wisata di Malang. Salah satu objek wisata tersebut yang menurut saya paling berkesan adalah Gunung Bromo. Kami menempuh perjalanan darat menggunakan sebuah mobil yang cocok untuk berjalan di daerah pegunungan. Perjalanan yang kami tempuh dari Bogor menuju Malang tidaklah sebentar. Butuh waktu sekitar 2 hari untuk sampai di Malang. Walaupun perjalanannya sangat lama, tapi perjalanan itulah yang membuat luburan menjadi menarik. Kami sampai di Malang pada malam hari. Kami langsung mencari sebuah Homestay untuk tempat kami menginap di daerah kaki Gunung Bromo. Kami menginap di Homestay karena semua kamar hotel di daerah Gunung Bromo telah habis. Jalanan di kaki Gunung Bromo pada malam hari sangat menyeramkan. Suasananya gelap sekali. Setelah mendapatkan Homestay, kami langsung menurunkan barang dari mobil lalu beristirahat karena kami harus bangun pagi-pagi sekali untuk melihat sunrise. Pagi harinya, sekitar 1 jam sebelum matahari terbit, kami langsung berangkat ke sebuah tempat yang paling tepat untuk melihat matahari terbit. Kami menuju tempat tersebut menggunakan sebuah mobil jeep yang kami sewa karena medan lintasannya yang sedikit berbahaya. Sesampainya di lokasi, saya sangat terkejut karena disana telah banyak orang. Rupanya kami bangun kurang pagi. Pada akhirnya, kami dapat melihat matahari terbit dengan sangat jelas karena ketinggian lokasinya sudah di atas awan. Setelah puas melihat matahari terbit, kami langsung menuju ke kawah raksasa Gunung Bromo. Kawah tersebut kelihatan seperti lautan pasir. Ada beberapa orang berjualan makanan dan minuman disana. Di kawah tersebut, kami lalu menunggang kuda untuk menuju ke sebuah kawah yang lebih kecil yang masih mengeluarkan asap. Kuda yang saya tunggangi hampir saja mengamuk. Saya hampir jatuh karena hal tersebut. Kawah kecil tersebut sangat tinggi sehingga kami harus menaiki tangga untuk melihat ke dalam kawah tersebut. Selanjutnya, kami kembali lagi menuju Homestay untuk mandi pagi dan sarapan. Setelah mandi dan sarapan, kami membereskan barang-barang kami dan meninggalkan Homestay untuk kembali ke Malang. Kami menggunakan rute yang berbeda saat kami kembali ke Malang. Rute yang kami gunakan adalah rute yang melewati lautan pasir. Dalam perjalanan, kami banyak foto-foto di daerah lautan pasir. Setelah beberapa menit perjalanan, kami melewati sebuah jalan yang sangat menyeramkan. Jalan tersebut hanya bisa dilewati oleh 1 mobil karena bagian kanan dan kiri jalan tersebut adalah jurang. Sesampainya di Malang, kami langsung menuju ke sebuah daerah bernama Batu. Disanalah kami menginap dan mengunjungi sebuah kebun binatang yang sangat terkenal di Malang. Keesokan harinya, kami melanjutkan lagi perjalanan pulang menuju Bogor. Mengunjungi Gunung Bromo membuat saya berpikir bahwa saya baru saja mengunjungi dunia mimpi dikarenakan sejauh mata memandang, hanya lautan pasir yang indah yang bisa terlihat. Saya sangat senang bisa berlibur ke Gunung Bromo.Search Cerita Sex Dukun Ngentot Pasien. Cerita Sex Ngentot Sama Istri Majikan - Sebuah cerita dewasa yang sangat menggairahkan yaitu saat berhubungan sex dengan wanita setengah baya yang bisa membuat kita merasa lebih bergairah dan bernafsu Cerita Sex Ngentot Majikan Jilbab Di Kebun Aku ingin menceritakan satu pengalaman hitam yang terjadi pada diriku sejak enam bulan yang lalu dan terus
detikTravel Community - Mentari pagi dan pemandangan khas gunung membuat Bromo tak pernah kehabisan wisatawan yang ingin menikmati keindahannya. 3 Hari liburan ke sana benar-benar menjadikan liburan yang tak terlupakan. Pengalaman pertama yang tidak bisa dilupakan begitu saja saat traveling ke Bromo. Berawal dari obrolan-obrolan iseng bersama Mbak Wening di Facebook, tentang acara mengisi waktu luang saat weekend untuk mengusir rasa penat di kantor. Saya iseng mengikuti saran buat backpackeran pada pertengahan Juni tahun dan Mbak Wening mencoba mengajak teman yaitu si Mas Wawa dan Melly. Kamipun sepakat, weekend dan backpackeran pada tanggal 22-24 Juni 2012 ke Gunung Bromo. Ini pengalaman pertama saya bersama teman-teman saya pergi ke Bromo dan pertama kali juga saya ke sana. Dalam hati saya berkata "Sumpah, nggak sabar untuk cepat-cepat sampai ke Bromo".Sebelum berlanjut ceritanya, kita lihat sejarahnya Gunung Bromo Gunung Bromo berasal dari bahasa Sanskerta yakni Brahma, salah seorang Dewa Utama Hindu. Gunung ini adalah gunung berapi yang masih aktif dan sebagai obyek wisata terkenal di Jatim. Bromo yang mempunyai ketinggian mdpl itu berada di empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi. Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah kurang lebih 800 meter utara-selatan dan sekitar 600 meter timur-barat. Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo, demikian dikutip dari merasa yakin dan teman-teman saya juga merasa setuju, kamipun memulai dengan mencari data-data, biaya, rute perjalanan, cerita-cerita para backpacker yang sudah lebih dahulu menaklukan Gunung Bromo dan transportasi yang akan memudahkan kita untuk backpack ke Bromo. Maklum sih baru pertama kali ke sana begitupun ketiga teman data yang sudah kami kumpulkan. Semoga membantu perjalanan kami menuju Gunung Bromo. Waktu begitu lama ketika saya melihat kalender yang baru tanggal 21 Juni 2012. Saya sudah tidak sabar untuk secepatnya menuju Bromo begitupun ketiga keadaan uang di dompet dan di ATM amat sangat minimalis saya tetap bertekad untuk berangkat bersama teman-teman saya. Alhamdulilah! Kamis itu uang makan keluar dan jumlahnya lumayan untuk menambah acara jalan-jalan ke-1Hari berganti menjadi Jumat, 22 Juni 2012 meski harus masuk kerja dengan aktivitas seperti biasa yaitu senam pagi, bola voli dan kemudian dilanjutkan dengan bulutangkis. Ingin rasanya cepat-cepat pulang kantor dan bersiap untuk melakukan perjalanan menuju pulang di mana waktu yang saya tunggu. Saya dan Mas Wawa sepakat berangkat pukul WIB, malam dari kosan dan janjian dengan teman-teman yang lainnya di Terminal Bus Giwangan, menunjukkan pukul WIB, sayapun sudah siap untuk berangkat menuju Bromo. Saya menunggu kabar dari Mas Wawa dan kabar dari yang lainnya. Kemudian saya mendapat kabar dari Mbak Wening bahwa dia berangkat menuju Terminal Giwangan, Yogyakarta. Saya bersama Mas Wawa memaju kencang motor supaya cepat sampe ke Terminal di Terminal Giwangan, motor kami parkirkan di tempat penitipan motor. Biaya penitipan motor 3 hari sebesar Rp Setelah memarkirkan motornya Mas Wawa kamipun kemudian mencari tempat yang sudah ditentukan sebagai tempat bertemu dengan kawan yang lainnya. Berhubung saya dan Mas Wawa tidak pernah sama sekali ke terminal menggunakan insting pencarian ke ruang tunggu lantai 2. Kami bertemu dengan Melly. Suasana ruang tunggu terminal amat sepi padahal jam baru menunjukkan pukul WIB. Suasana sepi menemani saya, Mas Wawa dan Melly. Kami menunggu Mbak Wening yang ternyata masih dalam perjalanan dengan seseorang yang WIB Mbak Wening, datang dan kamipun segera mencari bus malam cepat untuk menuju Surabaya. Kami memutuskan untuk naik bis malam patas 'Eka' dengan tarif Rp per orang. Meski mendapat tempat duduk agak di bagian belakang, kami berempat menikmati perjalanan menuju Surabaya yaitu Terminal Purabaya, tepat keberangkatan kami pukul WIB. Supir bis mengemudikan bisnya dengan perjalanan, kami berempat meski merasa capek setelah melakukan aktivitas perkantoran. Kami masih saja sempat bersenda gurau hingga tak disangka kamipun ke-2Tersadar dari tidur waktu sudah menunjukkan pukul WIB kami berhenti sejenak di daerah RM Duta Ngawi, Jawa Timur. Saya memilih makan soto ayam bersama Mbak Wening dan Mas Wawa, Melly, mereka memilih makan nasi rawon. Kami melanjutkan keberangkatan menuju Surabaya kembali tepat pukul WIB dengan kondisi perut sudah terisi makan saya melanjutkan tidur saya dan berharap cepat sampai ke Terminal Purabaya, Surabaya. Tepat pukul WIB dini hari, kami sampai di lekas mencari toilet dan mushala untuk segera melanjutkan perjalanan menuju Probolinggo. Kami menaiki bis Jawa Indah dengan tarif Rp per orang. Meski bisnya tidak ada AC tapi lumayan bagus, terlihat seperti bis menuju Terminal Bayu Angga, Probolinggo, Jawa Timur ditempuh dalam waktu kurang lebih 2,5 jam. Perjalanan kali ini berbeda dengan semalam karena dengan bis ini lumayan agak telat karena menunggu penumpang hingga penuh. Tapi tidak apalah yang penting cepat sampai ke dan kiri jalan dipenuhi dengan pemandangan. Kita juga bisa melihat saat di daerah Sidoarjo, Jawa timur yaitu benteng Lumpur Lapindo dengan banyak tulisan kekecewaan terhadap pemerintah atau sindiran-sindiran akan keberadaan dan tindak lanjut permasalahan dari Lapindo. Semoga masalahnya akan segera selesai dan tuntas kemudian tidak ada pihak yang dirugikan. perjalanan kamipun sampai ke Terminal Bis Bayu Angga, Probolinggo. Kondisi cuaca dan udara sejuk. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan menuju Gunung Bromo yang harus dilalui menggunakan Elf/ kami hanya berempat, kamipun dikenalkan dengan seorang wisatawan asing asal Italia yaitu Malvina yang juga akan menuju ke Bromo. Dia sudah menunggu kawan untuk naik Elf menuju Bromo dari pukul Mobil Elf menuju Bromo hingga ke penginapan yang akan kami tuju sekitar Rp per orang karena kekurangan jumlah penumpang yang diharuskan 8 orang, jadi mau tidak mau kami mengikuti harga setelah bernego bersama sopir Elf itu. Dalam hati saya berkata "Memangnya kuat ya? Semoga lancar-lancar saja".Sembari menunggu Bison milik Pak Maksum siap untuk berangkat, kamipun menunggu dengan sarapan yaitu bekal kami yang sudah kami bawa dari Yogyakarta. Kami sempat berfoto bersama Malvina dan kami senang berkenalan dengannya karena dia lumayan pukul WIB kami bersama Malvina berangkat menuju Bromo yaitu daerah Cemoro Lawang. Di sepanjang jalan menuju Cemoro Lawang, kami disuguhkan dengan pemandangan pegunungan di daerah Bromo. Perjalanan menuju Cemoro Lawang, Bromo kurang lebih 1 jam lebih dengan rute perjalanan yang sangat berkelok-kelok dan lumayan amat demikian, perasaan terobati dengan keindahan pemandangan sepanjang perjalanan menuju Cemoro Lawang. Tak bisa diungkapkan dengan kata-kata yang bisa melukiskan betapa indahnya ciptaan tak menyesal dan tak menyangka bisa hampir sampai ke Bromo. Suasana di dalam Elf/Bison itu sangat menyenangkan meski agak bergoyang-goyang dan agak membuat pusing tapi karena dinikmati jadinya hanya berlima di dalam ELF/Bison kami merasakan kesenangan. Kira-kira setengah jam kamipun tiba di daerah Cemoro Lawang dan menginap di penginapan yang kami sudah sepakati yaitu Homestay Tengger pukul WIB dan setelah bernego ria dengan pemilik homestay tersebut, kami memasuki kamar yang lumayan bagus dan suasananya enak untuk beristirahat. Tarif kamar Rp jadi harga kamar per orangnya Rp Udara pegunungan itu sangat sejuk dan indah meski temanku pada kedinginan tapi dinikmati kami beristirahat dan obrolan kami mengenai aktivitas apa yang akan dilakukan setelah itu. Kami bergegas mencari informasi untuk kegitan yang akan kita lakukan esok saat melihat matahari terbit dan ke puncak mencari info di perkumpulan Jeep Bromo dan menanyakan harga menyewa Jeep serta rute untuk melihat matahari terbit dan ke puncak Bromo. Kami menyewa Jeep yang harganya Rp per Jeep. Berhubung kami hanya ingin melihat matahari terbit dan ke penanjakan satu saja. Karena kalo ada penambahan ke Padang Savana dan Pasir Berbisik kami harus menambah biaya sekitar Rp kamipun jalan-jalan di sekitar tempat menginap kami. Kami merasa terpesona melihat pemandangan di sekitar kami. Syukurlah, ada sebuah tempat untuk nongkrong dan melihat indahnya Gunung Bromo dari Cafe Cemara merasa tidak menyangka bisa sedekat itu dengan Gunung Bromo. Saya tidak lupa mengambil foto dan benar-benar merasa bahagia bisa melihat Gunung Bromo dari sisi pukul WIB, saya dan teman-teman makan di warung makan yang ada di dekat penginapan. Berhubung lapar, saya memesan nasi goreng dan minum kopi hangat, harganya sekitar Rp Setelah merasa kenyang, kami kembali ke penginapan untuk beristirahat menunggu sunset di tempat tadi siang kami nongkrong. Semoga saja tidak diusir sama pemilik cafe badan capek dan letih, kami masih sempat bercanda di penginapan. Tepat pukul WIB, kami siap-siap untuk melihat sunset. Meski badan merasa kedinginan saya paksakan untuk mandi dan ternyata airnya dingin sekali membuat badan ini segar tetapi menggigil merasa udara sore itu belum terasa dingin karena sudah terbiasa berada di kondisi udara dingin. Saya dan teman-teman saya berangkat menuju Cafe Cemara Indah yang berjarak 10 menitan berjalan kaki dari sesampainya di Cafe Cemara Indah, sudah banyak wisatawan baik asing maupun domsetik yang bersiap dengan kamera DSLR. Saya hanya siap dengan kamera di ponsel saya saja. Ya lumayan hasil jepretannya, tidak jauh beda juga sama kamera yang bagus sama kamera DSLR teman saja hasilnya. Lumayan bisa mengabadikan saat sunset meski dengan kamera ponsel seadanya. Setelah itu saya bersama teman-teman saya kembali ke penginapan yang sudah puas dengan pemandangan sunset pertama kali di berganti malam, dan kamipun merasa lapar dan mencari tempat makan yang terdekat dengan penginapan kami. Ternyata ada juga warung bubur kacang hijau seperti yang ada di Yogyakarta. Kami masuk ke sana dan memesan memesan indomie telor dan teh hangat dengan harga Rp Suasana di warung makan itu sangat bersahabat karena warga sedang asik bernyayi dan bersenda merasa kenyang kamipun bergegas menuju penginapan karena sudah mengantuk. Sesampainya ke penginapan, saya mengisi batrei ponsel saya karena persiapan besok pagi menuju Pananjakan 1 untuk melihat matahari WIB, baterai ponsel penuh dan saya bergegas untuk menyusul teman saya yang sudah tertidur pulas. Saya belum merasa dingin sekali, saya putuskan hanya memakai selimut saja karena melihat teman-teman saya yang sudah dirangkap 4 dan masih ke-3Memasuki pagi hari di Bromo itu rasanya benar-benar sejuk, berbeda dengan kota-kota besar yang udaranya sudah tercemar dengan polusi. Pukul WIB, kami dibangunkan oleh supir Jeep yang telah dijanjikan untuk menjemput kami menuju Penanjakan 1 melihat matahari perjalanan menuju Pananjakan 1 lumayan curam dan merasakan terjal untuk mencapai Pananjakan 1. Akhirnya kami sampai di Pananjakan 1 dan sudah terlihat banyak sekali orang-orang yang sudah berkumpul di keindahan Gunung Bromo ketika sunrise itu sangatlah menakjubkan. Tidak menyesal bisa melihat sunrise dari Bromo. Setelah merasa puas dengan pemandangan dan keindahan sunrise di Pananjakan 1, kami melanjutkan perjalanan menuju Kawah Gunung Bromo yang sangat saya pukul WIB, kami sampai di parkiran Jeep di dekat kawah Gunung Bromo. Kami memulai penanjakan ke atas kawah tersebut. Meski sudah pesimis namun dinikmati saja karena sudah sejauh ini saya sampai ke sini dan tak mungkin tidak sampai ke kawah Gunung sudah menggebu-gebu di benak saya ingin mencapai puncak kawah Bromo bersama teman saya. Ternyata satu dari teman saya tidak kuat melanjutkan saya, Mbak wening dan Mas Wawa yang ingin sekali menuju ke Puncak. Penuh perjuangan dan istirahat juga karena terjal sekali medannya yang bercampur angin dan debu dari pasir-pasir bekas letusan lelah dan mungkin saya tidak kuat namun saling menguatkan satu sama lain di antara kami bertiga pejuang yang masih bertahan untuk mencapai puncak. Alhasil, saya, Mbak Wening dan Mas Wawa sampai di puncak. Rute yang telah kami lewati, debu yang bertebaran di mana-mana dan kelelahan kemudian dehidrasi membuat kami tak menyangka bisa sampai di bertiga tidak menyangka bisa sampai di puncak kawah tersebut dan merasa mendapatkan kepuasan. Bisa melihat kawah itu dari dekat itu merupakan kepuasan untuk diri saya yang pertama kali menginjakkan kaki saya ke Gunung Bromo bersama teman-teman sekali bisa sampai di puncak sana tepat pukul WIB. Setelah puas menikmati keindahan pemandangan dari puncak itu, kami bertiga memutuskan untuk turun meski dalam hati kami bertiga malas untuk turun ke bawah dan masih dengan langkah yang berat meninggalkan puncak itu rasanya ingin terus berada di atas puncak. Tak lupa kami bertiga mengabadikan foto sesampainya di pertengahan jalan turun dengan meminta bantuan wisatawan juga yang sedang menikmati kawah mencapai, di bawah kami menemui teman kami yang tadi tidak mampu ke puncak. Kemudian kami memutuskan untuk kembali ke penginapan dan bersiap pulang ke Yogyakarta. Sesampainya di penginapan, kira-kira pukul WIB kami ditawari untuk menyewa mobil saja turun ke Terminal Bayu per orang Rp dengan mobil lumayan bagus dibandingkan ketika naik Bison yaitu menyewa Avanza bersama kedua wisatawan asing berasal dari Prancis. Perjalanan pulang menuju Terminal Bayu Angga sangat berat karena masih betah berada di sini, dari mulai penduduk asli Bromo yaitu Suku Tengger yang benar-benar ramah dan di Terminal Bayu Angga, Probolinggo kami memilih bis Ladju untuk menuju Terminal Purabaya, Surabaya. Tarif bis tersebut lebih murah yaitu Rp per orang sampai Surabaya. Sesampainya di Terminal Purabaya, kami beristirahat sejenak untuk makan dan persiapan rute perjalanan menuju makan soto ayam dan es teh manis seharga Rp Perjalanan menuju Yogyakarta kami menggunakan bis patas Mira seharga Rp per orang. Perjalanan dengan bis ini lumayan lebih lama dibandingkan dengan bis Eka dan tidak berhenti makan di Ngawi, Jawa Timur karena langsung menuju Yogyakarta dan tidak berhenti di RM Duta seperti bis pukul WIB kami sampai di Terminal Giwangan, Yogyakarta. Sebenarnya masih panjang lagi ceritanya, karena saya sudah bingung bagaimana menggambarkan keindahan dan perasaan saya di perjalanan menuju Gunung Bromo dan kembali ke kostan tercinta di Motor 3 hari dengan tarif Rp malam Patas Eka dengan tarif Rp per orangBis Jawa Indah dengan tarif Rp per orangSewa mobil ELF/Bison Rp per orangHomestay Tengger Permai Rp per kamar atau Rp per orangSewa Jeep Rp atau per orangNasi goreng dan minum kopi hangat sekitar Rp telor dan teh hangat dengan harga Rp mobil Avanza Rp per orangBis Ekonomi 'Ladju' per orangMakan soto ayam dan es teh manis Rp Patas Mira Rp per orangJadi total pengeluaran Rp belum termasuk camilan dan bekal dari Yogyakarta. Semoga bermanfaat dan happy holiday!
TimorTengah Selatan, Destinasi Wisata Kebanggaan NTT. Senin, 17 Agu 2020 10:30 WIB.- ምωглиጉе χሯ дрጊтαзуд
- Փխ ψիտа еշюճу